Disinilah aku tumbuh dan dewasa.
Di lingkungan yang mungkin tidak jauh berbeda dengan kalian, yaitu lingkungan
yang tak pernah lepas dari penilaian orang terhadap setiap hal. Menanggapi
masalah tentang ‘penilaian orang’ memang sangat kontroversial. Setidaknya,
hingga saat ini aku masih banyak belajar tentang bagaimana menilai orang agar
tidak menimbulkan suatu penilaian yang salah dan akibatnya akan merugikan
banyak pihak.
Sejauh ini, dari sudut pandangku
terlalu banyak orang yang menilai secara cepat tanpa mem-filter aspek mana saja
yang seharusnya tidak dijadikan bahan penilaian. Akibatnya banyak penilaian
tersebut yang akhirnya dari masalah kecil dapat menjadi masalah besar dan
berlarut-larut. Sesuatu yang mengerikan bagiku. Berdasarkan pengalaman, ada
beberapa hal yang bisa aku pelajari tentang bagaimana seseorang memberikan
penilaian saat ini, diantaranya
- Mendahulukan ego, setiap orang pasti memiliki pendapat dan pasti ingin pendapat tersebut diterima oleh orang lain namun, tidak semua bisa diterima. Nah, disini yang bisa jadi masalah. Ketika ego tidak bisa menerima penolakan tersebut, seseorang akan cenderung memandang suatu hal dari perspektif buruk sehingga akan timbul penilaian yang buruk juga.
- Berpikir pendek, sering sekali terjadi pada kebanyakan orang saat ini. Dalam memberikan penilaian banyak orang menganut prinsip ‘suka-suka saya’ artinya tanpa mempedulikan dampak yang ditimbulkan, banyak orang memberi penilaian sesuka hati entah itu benar atau salah bahkan ada yang memberi penilaian berdasar sumber yang tidak teruji validitasnya. Akibatnya ? jika penilaian salah secara tidak langsung akan menimbulkan masalah diantaranya fitnah, bully-ing, perkelahian, hingga permusuhan.
- Memandang rendah. Apa maksudnya ?. Jadi, beberapa orang dalam memberikan penilaian terhadap orang lain kadang merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain, merasa segala yang dilakukannya benar, istilah kasarnya adalah sombong, hehehe. At least, menurutku dari seseorang yang sombong akan muncul penilaian buruk bagi orang lain yang dia anggap lebih rendah dibanding dia. Padahal, seharusnya kan gak boleh gitu.
Tiga bahasan diatas mungkin belum
semua hal yang mempengaruhi seseorang memberikan penilaian, setidaknya tiga hal
itu yang paling banyak aku temui selama proses belajarku untuk menjadi pribadi
yang lebih baik. Mungkin untuk beberapa orang penilaian buruk tidak menjadi
masalah, tapi penilaian buruk bisa jadi titik balik yang bisa membentuk
karakter dan kepribadian seseorang. Misalnya, si A memberi penilaian buruk
kepada si B berupa pribadi yang suka nanya hal gak penting padahal si B adalah
orang yang kritis. Akhirnya di masa mendatang si B menjadi sosok yang cenderung
pasif dan susah berkomunikasi. Bukankah hal itu sangat menyedihkan ?
Jadi, pesan saya...
Ketika kamu ingin memberikan
penilaian terhadap seseorang beri penilaian sebijaksana mungkin perhatikan
hal-hal yang perlu untuk dijadikan dasar penilaianmu, buang semua prasangka
atau spekulasi buruk. Belajarlah untuk menjadi sosok yang bisa secara jujur dan
adil memberikan penilaian sesuai fakta. Hingga saat ini aku masih belajar
mejadi sosok yang seperti itu sih, susah memang tapi aku yakin kita bisa
menjadi sosok yang seperti itu demi membangun karakter yang lebih berkualitas.